Aktivis KAMMI Al-Fath Solo Dukung Riset BRIN untuk Selamatkan Lingkungan

Surakarta, 4 Oktober 2025 — Aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) sekaligus mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Muhammad Robby Hidayat, menyampaikan apresiasinya terhadap langkah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang terus mengembangkan riset berbasis solusi lingkungan.

Pernyataan itu disampaikannya dalam kegiatan Sosialisasi Riset “Bank Sampah dan Pengolahan Sampah Organik” yang digelar di Gedung Sekretariat Bersama, Surakarta. Kegiatan tersebut menghadirkan Sarkiwan Aditya, peneliti dari Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih BRIN, yang memaparkan berbagai temuan dan inovasi pengelolaan sampah rumah tangga berbasis teknologi sederhana dan ekonomi sirkular.

Menurut data yang dipaparkan BRIN, persoalan sampah di Indonesia telah mencapai tahap mengkhawatirkan. Setiap tahun, dunia menghasilkan sekitar 1,3 miliar ton makanan terbuang, sementara Indonesia menyumbang 23–48 juta ton food loss dan food waste per tahun atau sekitar 115–184 kilogram per kapita. Kondisi ini menimbulkan kerugian ekonomi hingga Rp213–551 triliun dan menyumbang 7,29% emisi gas rumah kaca nasional, setara 1.702,9 juta ton CO₂ ekuivalen (Bappenas, 2021).

Bagi Robby, angka-angka tersebut bukan sekadar data statistik, melainkan panggilan nurani untuk bertindak.

“BRIN menunjukkan bahwa riset bukan hanya bicara data dan teknologi, tapi juga bicara kasih sayang manusia terhadap lingkungan. Mengelola sampah berarti menjaga kehidupan. Ini bukan sekadar kewajiban ekologis, tapi juga panggilan kemanusiaan,” ujarnya.

Ia menilai riset BRIN menjadi bukti bahwa ilmu pengetahuan dapat menjadi jembatan antara intelektualitas dan empati sosial. Berbagai inovasi seperti komposter aerobik, eco enzyme, biopori, MagComp (maggot composting), hingga food digester biogas, membuka peluang bagi masyarakat untuk mengubah sampah menjadi sumber daya yang bernilai ekonomi dan ramah lingkungan.

Lebih dari itu, Robby juga menyoroti peran Bank Sampah sebagai sarana pendidikan karakter.

“Bank sampah bukan hanya tempat menabung limbah, tetapi tempat belajar disiplin, peduli, dan menghargai nilai dari sesuatu yang kita anggap remeh. Dari kebiasaan itu lahir kesadaran baru untuk hidup lebih selaras dengan alam,” katanya.

Sebagai aktivis mahasiswa, Robby menyerukan agar pemerintah memberikan dukungan nyata terhadap riset lingkungan BRIN. Menurutnya, hasil riset akan memberi dampak signifikan jika diiringi dengan kebijakan yang konsisten, insentif riset yang berkelanjutan, dan pelibatan masyarakat luas.

“Kami berharap pemerintah tidak hanya melihat riset sebagai laporan ilmiah, tapi sebagai napas perubahan. Riset-riset lingkungan seperti ini perlu menjadi prioritas nasional, karena di dalamnya ada masa depan bumi dan generasi kita,” imbuhnya.

Robby menegaskan, kolaborasi antara pemerintah, lembaga riset, perguruan tinggi, dan masyarakat merupakan kunci keberlanjutan pengelolaan lingkungan. Ia percaya bahwa dengan kerja bersama, Indonesia dapat menjadi pelopor pengelolaan sampah yang tidak hanya efisien, tetapi juga beradab.

Kegiatan sosialisasi riset yang diinisiasi BRIN ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa dan masyarakat untuk memahami bahwa menjaga bumi bukan tugas segelintir orang, melainkan tanggung jawab kolektif.
Melalui ilmu pengetahuan, manusia tak hanya diajak berpikir, tetapi juga bertindak, dengan hati dan kepedulian.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *