Riau – Dinamika di tubuh Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI) terus mendapat sorotan dari berbagai pihak. Kali ini, Pengurus Wilayah (PW) KAMMI Riau menyampaikan sikap resmi terkait perpecahan yang terjadi di tingkat pusat. Dalam pernyataannya, KAMMI Riau menegaskan perlunya rekonsiliasi dan mengingatkan agar organisasi tidak terjebak dalam polarisasi berkepanjangan.
Ketua PW KAMMI Riau Febriansyah menilai, bahwa langkah sejumlah pengurus wilayah yang menyatakan dukungan terhadap salah satu pihak sangat disayangkan. Menurutnya, seharusnya para PW mengambil peran sebagai penengah yang mencari jalan keluar terbaik, bukan malah memperuncing perbedaan.
“PW seharusnya mengutamakan jalan rekonsiliasi terbaik. Kita harus belajar dari kegagalan proses rekonsiliasi organisasi kepemudaan lain, jangan sampai KAMMI mengulangi kesalahan yang sama,” ujar Febriansyah.
Lebih lanjut, Febriansyah menegaskan bahwa perbedaan pendapat merupakan sesuatu yang wajar dalam dinamika organisasi. Justru perbedaan pandangan adalah ruang dialektika yang bisa memperkuat organisasi jika dikelola dengan baik.
“Yang penting adalah bagaimana perbedaan itu disikapi. Prinsip musyawarah mufakat harus tetap dikedepankan dalam setiap pengambilan keputusan. PW se-Indonesia semestinya melibatkan seluruh wilayah tanpa terkecuali agar keputusan yang diambil benar-benar mewakili suara bersama,” tegas Febriansyah.
Dalam pandangan Febriansyah, kesinambungan organisasi juga tidak bisa dilepaskan dari aspek legalitas. Ia menilai bahwa legalitas formal sangat penting untuk memperkuat posisi KAMMI di tiap daerah, terutama dalam hubungannya dengan pemerintah maupun lembaga-lembaga resmi.
“Legalitas yang sah tetap diperlukan untuk menjaga keseimbangan organisasi. Adapun pro dan kontra soal prosedural, itu memiliki mekanisme hukumnya sendiri. Biarlah hal itu diselesaikan oleh teman-teman di PP sesuai aturan hukum yang berlaku,” jelas Ketua PW KAMMI Riau.
Poin terakhir yang ditekankan oleh Febriansyah adalah pentingnya rekonsiliasi di tubuh PP KAMMI. Ia mendorong agar kedua belah pihak yang tengah berselisih segera dipertemukan demi mencapai titik temu.
“Sikap tegas kami adalah rekonsiliasi harus terjadi. Itu kunci untuk menghindari polarisasi dan dinamika berkepanjangan. Jangan sampai perbedaan di tingkat pusat justru melemahkan soliditas kader di akar rumput,” tegas Febriansyah.
Febriansyah selaku Ketua PW KAMMI Riau juga mengingatkan seluruh kader KAMMI di Indonesia agar tetap menempatkan kepentingan organisasi di atas kepentingan kelompok maupun individu. Ia menilai bahwa KAMMI harus menjadi wadah perjuangan kolektif yang diperkuat dengan semangat musyawarah, bukan diarahkan oleh kepentingan sempit.
“Organisasi ini berdiri di atas asas persatuan dan perjuangan mahasiswa muslim. Jika dibiarkan terpolarisasi, KAMMI hanya akan kehilangan marwahnya sebagai organisasi kader. Karena itu, semua pihak harus kembali ke jalan rekonsiliasi,” tutup Febriansyah.


