Jakarta – Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) tengah menghadapi dinamika internal yang menjadi perhatian banyak pihak, baik di kalangan kader maupun publik eksternal. Menyikapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat KAMMI, Syafrul Ardi, memberikan pernyataan yang menyejukkan sekaligus mengajak seluruh elemen organisasi untuk tetap solid dan berpikir jernih dalam menyikapi perkembangan yang ada.
Menurut Syafrul, dinamika yang terjadi dalam tubuh organisasi adalah hal yang sangat wajar. Ia menekankan bahwa setiap organisasi, apapun bentuk dan skalanya, pasti akan menghadapi fase-fase seperti ini dalam perjalanannya.
“Semua organisasi memiliki dinamika internal masing-masing. KAMMI pun tidak lepas dari itu. Namun kita harus tetap dewasa dalam menyikapi segala perbedaan. Jangan sampai perbedaan pandangan justru melemahkan semangat perjuangan kita,” ujar Syafrul dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (17/9).
Syafrul menyampaikan, dalam menghadapi perbedaan, yang dibutuhkan adalah sikap objektif, bukan emosi sesaat. Ia mengajak semua pihak untuk mengedepankan akal sehat, bukan sekadar retorika. Dalam konteks kepengurusan, ia menegaskan bahwa arah organisasi seharusnya mengacu pada legalitas formal yang diakui negara.
“Kita harus objektif. Yang menjadi rujukan adalah siapa yang memiliki legalitas yang sah dari negara, dalam hal ini melalui SK Kementerian Hukum. Dokumen negara seperti SK Kemenkum tidak bisa dimanipulasi, tidak bisa dipalsukan, apalagi dibajak. Kalau SK itu bisa terbit, artinya seluruh syarat dan prosesnya telah dilalui dengan benar sesuai mekanisme hukum yang berlaku,” tegasnya.
Lebih dari sekadar legalitas, Syafrul mengingatkan bahwa misi utama KAMMI adalah perjuangan yang lebih besar: menjaga idealisme gerakan mahasiswa Islam, memperjuangkan keadilan sosial, dan mengawal isu-isu strategis bangsa dari pusat hingga daerah. Karena itu, ia mengajak seluruh kader KAMMI, di manapun berada, untuk kembali merapatkan barisan dan menghindari perpecahan.
“Saatnya kita bersatu. Jangan terjebak dalam konflik internal yang menguras energi. Kita masih punya banyak pekerjaan rumah: isu pendidikan, lingkungan, pemberantasan korupsi, hingga perjuangan ekonomi kerakyatan. Itulah medan juang kita yang sesungguhnya,” ujar Syafrul dengan penuh semangat.
Ia pun menekankan pentingnya nilai ukhuwah (persaudaraan) dalam organisasi yang identik dengan nilai-nilai Islam ini. Menurutnya, hanya dengan semangat persaudaraan dan saling merangkul, KAMMI akan tetap menjadi organisasi mahasiswa Islam yang kuat dan relevan di tengah tantangan zaman.
“Kita lahir dari semangat reformasi, dan hingga kini kita tetap berdiri karena kekuatan persaudaraan. Jangan biarkan perbedaan membuat kita terpecah. Justru dengan kebersamaan, kita akan jauh lebih kuat, lebih kokoh, dan lebih siap menghadapi tantangan ke depan,” sambungnya.
Menutup pernyataannya, Syafrul menyampaikan keyakinannya bahwa kader-kader KAMMI di seluruh Indonesia sudah cukup matang dan dewasa dalam menyikapi dinamika yang terjadi. Ia percaya, mereka akan mampu memilah mana yang bersifat strategis untuk kemajuan organisasi, dan mana yang hanya bersifat emosional serta berpotensi merusak persatuan.
“Saya percaya, kader-kader KAMMI hari ini adalah kader yang cerdas, objektif, dan berintegritas. Mari kita saling menguatkan, bukan saling melemahkan. Mari kembali kepada niat awal kita ber-KAMMI: menjadi agen perubahan untuk umat dan bangsa,” tutupnya.





