Riau — Seminar Kebudayaan Melayu yang digelar di Hotel Cempaka Syariah menghadirkan sejumlah tokoh budaya dan akademisi dalam diskusi strategis mengenai masa depan kebudayaan Melayu Riau serta peluang penetapan Riau sebagai Daerah Istimewa, Minggu, 16/11/2025.
Pembicara utama, Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil, Ketua Umum DPH LAM Riau, menegaskan bahwa kebudayaan Melayu bukan hanya sejarah, tetapi peradaban yang hidup.
“Identitas Melayu Riau adalah realitas historis yang kuat. Kita memiliki jejak peradaban seperti Candi Muara Takus yang menjadi bukti kedigdayaan Melayu sejak masa Sriwijaya,” ujarnya.
Ia juga menekankan peran besar Melayu dalam pembentukan bangsa, terutama melalui bahasa.
“Bahasa Indonesia lahir dari dialek Melayu Riau. Menjaga budaya Melayu adalah menjaga salah satu fondasi utama Indonesia,” tambahnya.
Rektor Universitas Lancang Kuning, Prof. Junaidi, memaparkan kerangka akademik yang memperkuat urgensi pelestarian budaya lokal dan wacana Daerah Istimewa Riau (DIR). Menurutnya, Riau memiliki dasar filosofis, historis, dan konstitusional untuk memperoleh status tersebut.
Sementara itu, Direktur Ruang Publik, Syafrul Ardi, menilai bahwa negara perlu memberi apresiasi lebih terhadap kontribusi Riau dalam sejarah dan kebudayaan nasional.
“Keistimewaan Riau bukan sekadar administratif, tetapi penghormatan terhadap peran besar Melayu dalam identitas Indonesia,” tegasnya.
Seminar ini menjadi wadah penting bagi berbagai elemen masyarakat untuk menyamakan langkah dalam melestarikan budaya Melayu dan menguatkan gerakan kolektif agar peradaban Melayu tetap relevan di tengah arus modernisasi.





